TIMES PEKANBARU, PEKANBARU – Ironis, seorang anggota Polri yang seharusnya memberantas narkoba justru terjerat sebagai pelaku. Seorang brigadir berinisial AS ditangkap Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau karena diduga menjadi bagian jaringan peredaran 1 kilogram sabu-sabu bersama tiga rekannya.

Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Anom Karabianto, membenarkan penangkapan tersebut. “Benar, Brigadir AS saat ini sudah kami amankan. Ia diduga kuat terlibat jaringan peredaran 1 kg sabu-sabu,” ujarnya di Pekanbaru, Minggu (21/9/2025).

Penangkapan dilakukan dalam Operasi Antik Lancang Kuning 2025 yang digelar Subdit II Ditresnarkoba Polda Riau. Polisi menggerebek sejumlah lokasi mulai dari Pekanbaru, Dumai, hingga Rokan Hilir pada 12–14 September 2025. Dari para tersangka, turut diamankan barang bukti berupa sabu seberat 1 kilogram, kendaraan, dan beberapa telepon seluler yang dipakai untuk transaksi.

Bukan Pertama Kali Jadi Sorotan

Nama Brigadir AS bukan kali ini saja mencuat. Pada Desember 2022, ia sempat menuduh Kapolres Rohil saat itu, AKBP Andrianto Pramudianto, menerima suap Rp1 miliar terkait kasus narkoba. Namun tudingan tersebut tidak terbukti. Sebaliknya, Brigadir AS justru dijatuhi sanksi demosi 10 tahun melalui sidang etik Polri pada November 2022.

Belum rampung menjalani hukumannya, Brigadir AS kini kembali berurusan dengan kasus narkoba. Ia ditangkap setelah salah satu tersangka lain, MR, menyebut namanya. Dari keterangan itu, tim bergerak cepat dan meringkus AS di sebuah rumah makan di Pekanbaru.

“Semua tersangka beserta barang bukti sudah diamankan di Mapolda Riau untuk proses hukum lebih lanjut,” tegas Kombes Anom. (*)