TIMES PEKANBARU, JAKARTA – Saat OpenAI sibuk merilis model ChatGPT open-source terbaru dan menggoda publik dengan pembaruan besar GPT-5, Google tak tinggal diam. Raksasa teknologi ini justru meluncurkan sejumlah terobosan AI baru, termasuk di layanan Google Cloud yang kini dilengkapi agen-agen AI cerdas untuk membantu pengembang dan bisnis menciptakan aplikasi yang lebih cepat dan pintar.

Tak hanya itu, Google juga memperkenalkan model AI revolusioner bernama Genie 3, yang memungkinkan pengguna berinteraksi dengan konten hasil kreasi AI. Namun yang paling menarik perhatian publik adalah kehadiran fitur baru bernama Storybook di aplikasi Gemini.

Storybook adalah mode baru yang memungkinkan pengguna membuat cerita bergambar interaktif untuk anak-anak, dengan topik apa pun yang diinginkan. Fitur ini bisa jadi solusi kreatif bagi para orang tua yang kehabisan ide dongeng sebelum tidur atau ingin menjelaskan konsep kompleks kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan.

AI Belum Sepenuhnya Kreatif, Tapi Cukup Membantu

Meski kecerdasan buatan saat ini belum bisa menyaingi kreativitas manusia, Storybook tak menuntut AI untuk menjadi seniman sejati. Kreativitas penuh dari AI mungkin baru akan hadir saat era Artificial General Intelligence (AGI) tiba — yakni ketika AI bisa berpikir dan bertindak selayaknya manusia. Namun untuk sekarang, kemampuan AI dalam menyusun cerita sederhana yang disertai ilustrasi lucu sudah cukup membuat anak-anak terhibur.

Menariknya, Storybook tidak hanya menyusun cerita berdasarkan perintah teks, tapi juga menyertakan ilustrasi layaknya buku cerita sungguhan. Bahkan pengguna bisa memilih gaya ilustrasi yang diinginkan, mulai dari gambar bergaya anime, claymation, hingga meniru coretan tangan anak-anak.

Cara Kerja Storybook di Gemini

Melalui blog resminya, Google menjelaskan bahwa mode Storybook sudah tersedia secara global, baik di desktop maupun perangkat seluler, dan mendukung semua bahasa yang didukung oleh Gemini. Fitur ini hadir dalam bentuk Gem, yakni chatbot kustom yang mirip dengan GPTs di platform ChatGPT.

Namun perlu dicatat, Google masih menganggap fitur ini sebagai eksperimen. Artinya, bisa saja muncul hasil yang tidak terduga — misalnya ilustrasi yang tidak masuk akal. Sebuah contoh dari media The Verge menunjukkan seekor ikan yang digambarkan memiliki tangan demi bisa mendorong batu besar. Tapi justru itulah sisi menyenangkan dari fitur ini.

Di Storybook, pengguna bisa memilih model AI yang ingin digunakan dan mengunggah file pendukung untuk menyesuaikan cerita. Storybook akan menghasilkan buku digital dengan 10 halaman cerita bergambar berdasarkan prompt yang diberikan. Dalam salah satu demo, Google menunjukkan bagaimana AI menciptakan buku mewarnai yang terinspirasi dari pekerjaan seorang ibu.

Personalisasi Ilustrasi Sesuai Keinginan

Salah satu daya tarik utama Storybook adalah fleksibilitas dalam memilih gaya ilustrasi. Pengguna bisa meminta AI untuk meniru gaya gambar anaknya, atau memilih format tertentu seperti anime dan claymation. Jika hasilnya belum sesuai harapan, pengguna bebas menyempurnakan cerita dan ilustrasinya hingga puas.

Dengan inovasi ini, Google menunjukkan bahwa AI tidak hanya relevan untuk urusan bisnis dan produktivitas, tetapi juga bisa menjadi alat bantu kreatif dalam aktivitas keluarga. Storybook memberi gambaran kecil tentang masa depan hiburan dan pendidikan anak yang semakin terintegrasi dengan teknologi. (*)