TIMES PEKANBARU, JAKARTA – Wingko babat kini identik sebagai oleh-oleh khas Semarang. Padahal makanan ini berasal dari Kecamatan Babat, Lamongan Jawa Timur.
Iya, sesuai dengan namanya, wingko babat asalnya dari Babat. Tapi kenapa bisa populer di Semarang?
Begini kisahnya, wingko makanan yang dibuat oleh pasangan suami istri Loe Soe Siang dan Djoa Kiet Nio, perantau dari China. Tahun 1898 mereka membuat wingko yang juga merupakan adaptasi makanan dari negara asalnya.
Kue yang terbuat dari kelapa parut, tepung ketan dan gula itu sukses ia jajakan di Babat dan sekitarnya, sehingga menjadi usaha keluarga. Hingga pada tahun 1940-an, keluarga Loe Soe Siang memutuskan pindah ke Semarang karena kondisi politik Indonesia tengah memanas.
Di Semarang, keluarga Loe Soe Siang melanjutkan usahanya membuat kue wingko. Di tempat baru, mereka menjual kue wingko dari rumah ke rumah, pasar, terminal hingga stasiun.
Wingko Babat yang jadi oleh-oleh dari Semarang. FOTO: merdeka
Usaha keluarga ini dilanjutkan pada sang anak Loe Han Hwa. Makin sukses dengan membuka lapak di terminal. Loe Han Hwa kemudian menyematkan nama Babat untuk kue wingko sebagai bentuk kerinduan pada kota di mana keluarganya merintis usaha.
Sejak itu di Semarang banyak penirunya, dengan membuat wingko. Orang-orangpun menyebut dengan wingko babat.
Sukses di Semarang, Loe Han Hwa kembali ke Babat dan mengoperasikan lagi pabrik wingko dengan nama Loe Lan Ing. Loe Han Hwa mempertahankan resep dan cara memasak yang tradisional.
Kini pabrik Loe Lan Ing masih beroperasi menghasilkan wingko khas Babat yang gurih. Pengunjung juga diizinkan untuk masuk dalam pabrik untuk melihat proses pembuatannya.
Wingko babat Loe Lan Ing. FOTO: nur rochma
Resep wingko babat
Bahan-Bahan:
250 gram tepung ketan putih
180 gram kelapa parut, dikukus
100 gram gula pasir
100 ml santan kelapa
50 ml air
1/2 sdt garam
1/2 sdt vanili bubuk
1 lembar daun pandan
Cara Membuat:
Masukkan santan, air, gula, garam, vanili bubuk, dan daun pandan ke dalam panci. Aduk sampai larut. Rebus sampai sedikit mendidih. Angkat.
Siapkan wadah. Masukkan tepung ketan. Tuang santan sedikit demi sedikit ke dalam tepung ketan. Aduk rata.
Masukkan kelapa parut kukus. Aduk hingga tercampur rata.
Olesi teflon dengan minyak.
Pindahkan adonan ke atas teflon. Potong sesuai selera.
Panggang wingko dengan api kecil sampai matang. Balik sisi satunya. Panggang hingga matang merata. Angkat dan sajikan.
Wingko babat lebih nikmat disajikan hangat bersama teh atau kopi pahit. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Bukan dari Semarang, Sesuai Namanya Wingko Babat dari Babat Lamongan
Pewarta | : Dhina Chahyanti |
Editor | : Dhina Chahyanti |